Perbedaan Stainless dan Aluminium – Jika dilihat sekilas, stainless dan aluminium tampak sama. Baik dari tampilan maupun kegunaannya, beberapa orang terkesan sulit membedakannya. Keduanya tampak sama karena dipercaya sebagai bahan-bahan yang tahan terhadap korosi. Material stainless dan aluminium banyak digunakan baik sebagai material bahan bangunan hingga ke bahan makanan.
Secara umum, ada beberapa perbedaan mendasar stainless dan aluminum.
Tahan karat
Secara umum, baik stainless maupun aluminum sama-sama tahan terhadap korosi. Mengingat kandungan senyawa yang ada pada stainless berupa ferrum (besi), nickel (nikel), currum (tembaga), dan cromium (kromium) merupakan perpaduan yang mampu meningkatkan ketahanan terhadap karat atau korosi. Begitu pula dengan permukaan aluminium, mampu membuat lapisan yang dapat mencegah karatan.
Namun untuk suasana yang lebih ekstrem, seperti lingkungan dengan kadar asam tinggi, aluminium dapat mengalami korosi lebih cepat daripada stainless. Hal ini disebabkan lapisan pada permukaan aluminium lebih tipis dan mudah bereaksi dengan senyawa asam. Adanya korosi pada aluminium ditandai dengan munculnya permukaan putih pada permukaan aluminium.
Berat atau bobot
Dilihat dari beratnya, aluminium hampir 1/3 kali lebiih ringan daripada stainless. Bobot yang lebih ringan ini membuat aluminium juga lebih mudah dibentuk menjadi bentuk lain selain lempengan. Adapun stainless, permukaan dan bobotnya jauh lebih padat. Karena itu juga bentuknya tidak mudah lentur atau dibengkokkan.
Namun jika dilakukan pengelasan, maka stainless jauh lebih mudah dilas daripada aluminium.
Harga jual di pasaran
Secara harga, aluminum dijual lebih murah daripada stainless. Harganya bisa mencapai dua kali lebih murah. Hal ini menjadi pertimbangan sebagian orang untuk mengganti kebutuhan yang berbahan dasar stainless menjadi bahan aluminium. Agar lebih hemat, lebih ringan dan juga mendapatkan performa yang tidak berbeda jauh dengan stainless.
Namun jika diaplikasikan dalam peralatan masak atau minuman, aluminium cenderung lebih beracun (toksik) daripada yang berbahan stainless. Kandungan aluminium dinilai dapat memicu pertumbuhan sel abnormal berupa tumor atau dalam kasus yang lebih parah mengakibatkan kanker. Oleh karena itu, untuk penggunaan makanan atau minuman, disarankan untuk memilih yang berbahan stainless daripada bahan aluminium.
Konduktifitas panas dan listrik
Konduktifitas panas dan listrik pada aluminium jauh lebih baik daripada bahan stainless. Hal ini dilihat dengan banyaknya penggunaan aluminium pada benda-benda yang memerlukan sebaran panas dan listrik yang merata. Sedangkan bahan stainless jauh lebih rendah konduktifitasnya, baik panas maupun listrik.
Adapun untuk ketahanan terhadap panas, stainless jauh lebih tahan daripada bahan aluminum hingga sampai ke suhu 400 derajat celcius. Bahan stainless cocok digunakan untuk keeprluan yang terpapar dengan suhu panas yang bisa ekstrem tanpa takut permukaannya rusak atau mengalami pemuaian.
Bagi anda yang masih kebinguna mengetahui perbedaan stainless dan aluminium, dapat melakukan beberapa percobaan dengan cepat. Pertama, anda bisa mengamati reaksi gesekan atau percikan api dari stainless dan aluminium. Bahan yang berbahan aluminium tidak mudah memercikkan api, adapun bahan baja mudah menimbulkan percikan api.
Anda juga bisa melakukan pengujian dengan menggunakan magnet. Bahan aluminium tidak akan mampu menahan magnet menempel pada permukaannya, sedangkan baja mudah menempel magnet. Hal ini karena gaya Tarik baja jauh lebih besar daripada bahan aluminium. Anda bisa melakukan uji ini dengan cepat untuk bisa membedakan agar tidak tertukar antara stainless dan aluminium.